Jumat, 17 April 2009

TANGAN SAKTI

Raja Lahap adalah seorang raja yang memerintah di negeri subur makmur. Sesuai dengan namanya negeri subur makmur merupakan sebuah negara yang subur, tongkat kayu dan batu jadi tanaman begitu kata pujangga. Setiap orang bisa menanam apa saja dan pasti tumbuh.
Dengan kondisi tersebut, dipastikan tidak ada kelaparan demikian kata para pegawai kerajaan kepada raja. Raja Lahap memang sangat suka makan, sehingga beliau berpikir asal semua rakyat bisa makan sudah cukup.
Pada suatu hari, raja Lahap ingin tahu lebih dekat kehidupan rakyatnya. Maka dengan ditemani bebarapa orang pengawal, raja berkeliling kerajaan. Ketika sampai di sebuah desa, raja mendengar suara anak yang menangis karena minta makan, raja mendekati rumah tersebut dan didapati orang tua si anak sedang memasak air. Raja Lahap bertanya "Mengapa anakmu menangis minta makan dan kamu tidak memberinya ?" Apakah kamu tidak punya makanan ?" petani menjawab "Saya memang tidak punya makanan raja, saya hanya buruh tani" lalu raja bertanya lagi "Mengapa kamu tidak punya tanah garapan ?" "tanah kami sudah diambil oleh rentenir sebab kami tidak bisa membayar hutang" demikian jawab petani. Raja lalu memberi petani tersebut makanan dan segera berlalu.
Diperjalanan raja Lahap berpikir "kok bisa ya..petani itu tadi terlilit hutang dan apa masalahnya. Di negeri yang subur makmur kok masih ada yang kelaparan ya.." Raja berpikir dan berpikir.... karena tidak terbiasa berpikir maka raja kebingungan juga. Kemudian raja memutuskan harus bisa memberi makan kepada suluruh rakyatnya, tidak boleh ada rakyat yang kelaparan.
Maka raja bersemedi memohon kepada para dewa supaya memberi kesaktian kepadanya untuk bisa memberi makan kepada seluruh rakyatnya. Para Dewa mengabulkan permohonan raja Lahap, raja diberi kesaktian, Apa saja yang di jamah oleh tangan raja, maka akan menjadi makanan.
Raja lalu mempraktekkan, piring dipegang menjadi roti, gelas dipegang menjadi mie goreng, sendok dipegang menjadi coklat...pokoknya apa saja yang dipegang raja pasti jadi makanan. Rakyat berbondong-bondong datang ke kerajaan untuk mendapatkan makanan sambil membawa barang-barang yang akan di ubah menjadi makanan.
Hati raja gembira karena bisa membuat semua rakyatnya makan, ketika dua hari berselang, mulailah timbul masalah, raja tidak bisa memegang orang-orang yang dicintainya, sebab bisa jadi makanan. Raja kembali bingung.... lalu raja bersemedi lagi, meminta untuk dikembalikan ke asal.
Para Dewa kemudian menarik kesaktian raja Lahap dan memberikan pesan "HIDUP BUKAN UNTUK MAKAN, TETAPI MAKAN UNTUK HIDUP. SETIAP ORANG HARUS BEKERJA KERAS UNTUK BISA MAKAN"
Raja Lahap sadar bahwa selama ini dia terlena dengan kemudahan yang didapatkannya sehingga kurang bekerja keras untuk mamaksimalkan potensi kesuburan tanah di kerajaannya untuk membuat semua rakyat bisa tetap makan.
MANUSIA ACAPKALI TERLENA DENGAN FASILITAS DAN KEMUDAHAN YANG DITERIMA SEHINGGA TIDAK WASPADA MENGHADAPI PERUBAHAN YANG TERJADI. POTENSI ALAM DAN PERTANIAN YANG LUAR BIASA MEMBUAT RAKYAT INDONESIA TERLENA UNTUK MEMAKSIMALKAN POTENSI YANG ADA.
Bagaiman komentar anda.... ???

Kamis, 02 April 2009

Tebang Pohon

Seorang pemuka agama sebut saja Pak Agus, dengan langkah tegap dan cepat sambil membawa sebilah kapak yang tajam bergegas menuju ke pohon tua yang ada di dekat makam tua. Tujuannya cuma satu yaitu menebang pohon tua yang menjadi sumber kemusyrikan di desa Sukorejo. Tidak ada seorangpun didesa itu yang tahu berapa umur pohon tua yang rimbun dan terlihat angker itu, yang jelas setiap malam, apalagi malam jum'at legi, selalu ada saja orang yang bersemedi, membawa sesajen atau nglakoni di bawah pohon tua itu.

Sesampainya pak Agus di bawah pohon tua, sambil berteriak-teriak mengusir orang-orang yang ada disitu, bersiap-siap mengacungkan kampak untuk memulai niatnya memotong pohon tua itu. Namun tanpa disangka-sangka dihadapannya muncul seorang tua yang mengaku sebagai juru kunci dan melarang pemuka agama itu untuk menebang pohon. Terjadilah percekcokan yang seru dan seperti dapat di duga dua orang dengan kepentingan berbeda itu saling memukul, menendang dan menyerang. Namun rupanya juru kunci kurang lincah sehingga terdesak dan mengakui kehebatan pak Agus. Di saat kritis itulah juru kunci menawarkan perdamaian, "pak Agus, tolong bapak jangan menebang pohon tua ini, setiap pagi saya akan mengirimkan uang Rp. 1 juta di depan pintu rumah bapak, tolong pak jangan di tebang" begitu kata juru kunci sambil menyembah-nyembah pak Agus. Diperlakukan dan dijanjikan demikian pak Agus mengurungkan niatnya, sambil berkata keras "awas, kalau kau tipu saya".

Keesokan harinya pak Agus membuka pintu rumah dan menemukan ada bungkusan yang berisi uang Rp. 1 juta di depan pintu, pak Agus senang. Esok paginya demikian juga, ada bungkusan berisi Rp. 1 juta di depan pintu. Hari ketiga pak Agus mendapatkan lagi bungkusan berisi uang Rp. 1 juta, hati pak Agus sangat senang dan gembira. Setelah tiga hari berturut-turut dapat uang sebesar Rp. 1 juta, hari keempat pak Agus tidak menemukan bungkusan di depat pintu "ah... mungkin juru kunci lupa" demikian pikirnya, hari kelima juga tidak menemukan bungkusan lagi, mulailah pak Agus marah, dia merasa dipermainkan. Maka dengan langkah tegap dan cepat sambil membawa kapak, pak Agus bertekat bulat untuk menebang pohon tua itu.

Sesampai pak Agus di bawah pohon tua, lagi-lagi juru kunci menghadang dan melarang pak Agus menebang pohon tua tersebut. Maka terjadilah perkelahian yang sengit antara pak Agus dan juru kunci pohon keramat. Tetapi kali ini situasi berbalik, juru kunci dapat dengan mudah mengalahkan pak Agus, bahkan boleh dikata pak Agus menjadi bulan-bulanan si juru kunci. Pak Agus pulang dengan rasa sakit di hati dan sekujur tubuhnya karena telah dikalahkan si juru kunci.

KEMENANGAN PAK AGUS PADA PERKELAHIAN PERTAMA DISEBABKAN TUJUAN PAK AGUS YANG MURNI UNTUK KEPENTINGAN YANG BAIK DAN DEMI KEPENTINGAN ORANG BANYAK.

KEKALAHAN PAK AGUS PADA PERKELAHIAN KEDUA DISEBABKAN TUJUAN PAK AGUS UNTUK KEPENTINGAN PRIBADI YAITU MENDAPATKAN Rp. 1 JUTA / HARI. PAK AGUS MELUPAKAN TUJUAN UTAMANYA YAITU UNTUK MENGHILANGKAN KEMUSYRIKAN DI DESANYA.

BAGAIMAN KOMENTAR ANDA.....????

Jumat, 27 Maret 2009

SAMA SAJA

Seorang ibu mempunyai 2 (dua) orang putra. Putra pertama bekerja di luar pulau dan telah berumahtangga. Putra kedua telah meninggal dunia setelah lulus kuliah karena sakit.

Suatu hari, atas undangan putra yang pertama, si ibu dengan naik kapal laut berangkat ke luar pulau untuk menuju rumah anak pertama, diperlukan waktu sekitar seminggu untuk sampai tujuan. Hari pertama dan kedua udara cerah, perjalanan kapal tidak terganggu. Memasuki hari ketiga, hujan deras turun disertai dengan angin yang berhembus kuat. Gelombang laut yang tinggi menyebabkan kapal tak terkendali dan menyebabkan kapal oleng. Dalam kondisi yang kritis ini kapten kapal memerintahkan semua penumpang untuk menaiki sekoci, sebab kapal diperkirakan akan segera tenggelam. Untunglah hujan segera reda dan para penumpang selamat berada di atas sekoci masing-masing.

Masalah belum selesai. Posisi mereka ada ditengah laut, dengan perbekalan dan peralatan yang minim, masing-masing sekoci terpisah dan berjalan sendiri-sendiri.

Si ibu berada di sebuah sekoci bersama 15 orang penumpang yang lain. Beberapa lama sekoci ini terombang-ambing tanpa kepastian. Para penumpang mulai gelisah, ada yang terus menerus berdoa, ada yang mengumpat, ada yang bengong dan ada yang shock.

Si ibu mencoba menghibur beberapa orang yang panik dengan kata-kata yang lembut memastikan bahwa kita pasti selamat. Tidak ada perasaan takut di raut wajah si ibu, berada di tengah laut. Hal tersebut memberikan kekuatan tersendiri bagi orang-orang yang berada di sekoci tersebut.

Seorang dari para penumpang itu bertanya "Ibu... saya lihat di wajah dan perkataan ibu tidak ada perasaan takut, apakah ibu tidak merasa takut menghadapi nasib kita ini?". Si ibu menjawab "anakku... akupun juga punya perasaan takut, namun jika aku selamat, aku bisa bertemu dengan anakku yang diluar pulau. Namun jika aku tidak selamat, aku bisa ketemu dengan anakku yang ada di surga, jadi apa yang aku takutkan ? sebab kedua keadaan itu tetap membuatku bertemu dengan anak-anakku".

SELALU DALAM KEHIDUPAN, KITA DIHADAPKAN DENGAN 2 (DUA) KEADAAN YANG NAMPAKNYA SAMA-SAMA SULIT DAN TIDAK BAGUS. HANYA PIKIRAN DAN CARA PANDANG KITALAH YANG MEMBUAT KEADAAN MENJADI LEBIH BAIK.

Bagaiman menurut anda.... ?